Rabu, 04 Desember 2013

Orientasi Baru dalam Dunia Pendidikan


http://www.iluvislam.com/wp-content/uploads/2013/02/sekolah.jpg
Pembelajaran adalah suatu perubahan dalam diri seseorang yang disebabkan oleh pengalamaman (Driscoll, dalam Slavin: 2008).  Penyediaan lingkungan pembelajaran yang efektif meliputi strategi yang digunakan guru untuk menciptakan pengalaman ruang kelas yang positif dan produktif. Lingkungan pembelajaran tersebut sering disebut manajemen kelas (classroom management), dimana stretegi untuk menyediakan lingkungan pembelajaran yang efektif tidak hanya meliputi mencegah dan menanggapi perilaku yang buruk tetapi juga yang lebih penting menggunakan waktu kelas dengan baik, menciptakan atmosfer yang kondusif bagi minat dan penelitian, dan membolehkan kegiatan yang melibatkan pikiran dan imajinasi siswa. Kelas yang tidak mempunyai masalah perilaku sama sekali tidak dapat dianggap sebagai kelas yang dikelola dengan baik.Siswa yang berpartisipasi  dalam kegiatan yang ditata dengan baik yang melibatkan minat mereka, yang sangat termotivasi untuk belajar, dan yang mengerjakan tugas-tugas yang menantang namun dalam batas kemampuan mereka jarang membawa satupun masalah manajemen yang serius.
 Penciptaan lingkungan pembelajaran yang efektif melibatkan pengorganisasian kegiatan di ruang kelas, pengajaran, dan ruang kelas fisik untuk memungkinkan penggunaan waktu yang efektif, menciptakan lingkungan pembelajaran yang bahagia dan produktif, dan meminimalkan gangguan. Disiplin merujuk pada metode yang digunakan untuk mencegah masalah perilaku atau menanggapi masalah perilaku yang ada dengan maksud untuk mengurangi kejadiannya pada masa mendatang.Penciptaan lingkungan pembelajaran yang efektif adalah soal mengetahui beberapa teknik yang dapat dipelajari dan diterapkan setiap guru. Pendekatan terhadap manajemen ruang kelas dan disiplin yang menekankan pada pencegahan perilaku yang buruk, berdasarkan teori bahwa pengajaran yang efektif itu sendiri adalah sarana terbaik untuk menghindari persoalan disiplin. Pada masa lalu, penciptaan lingkungan pembelajaran yang efektif sering dipandang sebagai soal mengatasi perilaku buruk masing-masing siswa.
Pemikiran saat ini menekankan manajemen kelas sebagai keseluruhan dengan cara membuat masing-masing orang yang berperilaku buruk menjadi semakin jarang (Evertson & Harris, 1993). Guru yang menyajikan pelajran yang menarik dan tertata dengan baik, yang mengunakan insentif untuk belajar efektif, yang menyesuaikan pengajaran mereka terhadap tingkat persiapan siswa, dan yang merencakan dan mengelola waktu mereka sendiri dengan efektif akan mempunyai sedikit masalah untuk diatasi.Waktu adalah sumber daya terbatas di sekaloah. Sekaloah biasanya melakukan pertemuan sekitar 6 jam per hari selama 180 hari setiap tahun. Waktu untuk kegiatan pendidikan dapat diperpanjang melalui penugasan pekerjaan rumah, tetapi waktu total yang tersedia untuk pengajaran pada dasarnya ditentukan. Dari 6 jam ini harus terdapat waktu untuk mengajarkan berbagai mata pelajaran ditambah dengan waktu untuk istirahat, olahraraga (pendidikan jasmani), peralihan di antara jam pelajaram, pengumuman dan sebagainya. Oleh karena itu banyak alokasi waktu yang hilang. Alokasi waktu adalah waktu yang tersedia bagi siswa untuk mempunyai kesempatan belajar.
Salah satu faktor penting yang dapat memaksimalkan kesempatan pembelajaran bagi anak adalah penciptaan lingkungan pembelajaran yang kondusif. Lingkungan pembelajaran dalam hal ini, adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan tempat proses pembelajaran dilaksanakan. Sedangkan kondusif berarti kondisi yang benar-benar sesuai dan mendukung keberlangsungan proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan interaksi antara anak dengan lingkungannya, sehingga pada diri anak terjadi proses pengolahan informasi menjadi pengetahuan, keterampilan dan sikap sebagai hasil dari proses belajar. Selain komunikasi verbal, interaksi di dalam kelas juga dapat terjadi komunikasi nonverbal. Dengan demikian, komunikasi nonverbal penting diperhatikan untuk mencapai komunikasi efektif dalam pembelajaran. Komunikasi nonverbal biasanya dilakukan untuk memback up atau menegaskan pesan verbal, namun seringkali pesan nonverbal lebih efektif dalam mencapai sasaran pesan.
Beberapa contoh komunikasi nonverbal dapat dilakukan dengan mengangkat alis, bersedekap untuk melinndungi diri, mengangkat bahu sebagai tanda tak peduli, menepuk dahi sebagai tanda lupa sesuatu, dan lain sebagainya. Banyak pakar komunikasi percaya bahwa sebagian besar komunikasi interpersonal dilakukan secara nonverbal. Bahkan siswa yang duduk di sudut ruangan sambil membaca buku sebenarnya mungkin sedang mengkomunikasikan keinginannya menyendiri secara nonverbal (Santrock, 2008). Ekspresi wajah, komunikasi mata, sentuhan, menghormati ruang pribadi dan melakukan diam merupakan teknik komunikasi nonverbal yang efektif dalam membangun interaksi positif antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa. strategi pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar. Oleh karena itu, peran guru selayaknya membiasakan pengaturan peran dan tanggung jawab bagi setiap anak terhadap terciptanya lingkungan fisik kelas yang diharapkan dan suasana lingkungan sosial kelas.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar